Presiden Prabowo Terus Gencarkan Kemajuan Industri Pertahanan RI

Oleh : Dirandra Falguni)*
Industri pertahanan dalam negeri tengah menjadi sorotan di bawah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam berbagai kesempatan, Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk memperkuat postur pertahanan nasional melalui pengembangan teknologi alutsista dan modernisasi industri pertahanan. Berbagai langkah telah diambil untuk mengoptimalkan potensi dalam negeri dan memperluas kerja sama dengan negara-negara sahabat demi meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia.

Langkah konkret yang menegaskan keseriusan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat industri pertahanan nasional adalah penunjukan Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dudung Abdurachman sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional sekaligus Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Pelantikan yang berlangsung di Istana Kepresidenan Jakarta pada 22 Oktober 2024 ini menjadi simbol penting dalam arah kebijakan pertahanan Indonesia.

Dudung, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), membawa rekam jejak militer yang panjang serta pengalaman strategis yang matang. Dalam kapasitas barunya, Dudung bertugas untuk memberikan nasihat dan rekomendasi terkait pembangunan postur pertahanan dan penguatan industri pertahanan dalam negeri. Tidak hanya fokus pada pengadaan alutsista, Dudung menekankan pentingnya pendekatan komprehensif yang melibatkan dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, serta keamanan.

Salah satu agenda utamanya adalah melakukan audit menyeluruh terhadap perusahaan-perusahaan pertahanan, terutama BUMN, guna meningkatkan kinerja dan kapabilitas industri pertahanan Indonesia. Perubahan struktur KKIP, di mana posisi ketua tidak lagi dijabat langsung oleh Presiden, juga mencerminkan komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat koordinasi antara lembaga terkait dan memastikan kebijakan pertahanan yang lebih terfokus dan aplikatif.

Keberlanjutan kebijakan pertahanan yang telah digariskan oleh Presiden Prabowo Subianto saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan juga terus diperkuat oleh Menteri Pertahanan (Menhan) saat ini, Sjafrie Sjamsoeddin. Dalam rapat dengan jajaran Kementerian Pertahanan pada 23 Oktober 2024, Menhan Sjafrie menekankan pentingnya melanjutkan kebijakan yang telah ada, sembari memastikan bahwa langkah-langkah penguatan pertahanan dilakukan secara tepat dan aplikatif.

Dalam hal ini, Menhan Sjafrie meminta update dari para pejabat terkait mengenai kebijakan-kebijakan aktual dan isu-isu strategis yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal ini menunjukkan kesinambungan dalam pemerintahan Presiden Prabowo, di mana setiap kebijakan pertahanan dilakukan dengan pertimbangan matang serta didasarkan pada input dan analisis yang mendalam.

Salah satu perusahaan pertahanan yang menjadi tulang punggung alutsista dalam negeri adalah PT Pindad. Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, mengapresiasi kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang selama menjabat sebagai Menhan RI terus mendorong penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan alat pertahanan dan keamanan (alpalhankam). Presiden Prabowo telah memberikan kepercayaan besar pada PT Pindad untuk memproduksi senjata dan kendaraan tempur bagi TNI dan Polri, sekaligus mewujudkan kemandirian industri pertahanan nasional.

Dalam acara serah terima jabatan dari Presiden Prabowo kepada Menteri Sjafrie Sjamsoeddin, terlihat betapa besar perhatian pemerintah terhadap industri pertahanan dalam negeri. Penyerahan cinderamata berupa senapan AM-1 buatan Pindad kepada Presiden Prabowo menjadi simbol konkret bahwa produk-produk dalam negeri telah diakui dan digunakan oleh pemerintahan saat ini.

Kendaraan taktis Maung MV3 yang digunakan oleh Presiden dan Menhan dalam acara ini juga menjadi bukti nyata bahwa Indonesia telah mampu memproduksi alutsista berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan militer modern. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri industri pertahanan nasional, tetapi juga mendorong terciptanya lapangan pekerjaan dan penguatan ekonomi domestik.

Selain memperkuat industri pertahanan dalam negeri, Presiden Prabowo juga terus memperluas kerja sama internasional. Salah satunya adalah pertemuan dengan dua utusan khusus dari Mesir dan Persatuan Emirat Arab (PEA) pada 22 Oktober 2024 di Istana Merdeka. Pertemuan ini bertujuan mempererat hubungan diplomatik sekaligus menjajaki peluang kerja sama di sektor pertahanan.

Kunjungan Sheikh Nahayan Mabarak Al Nahyan dari PEA dan Osama Al-Azhari dari Mesir tidak hanya membahas isu-isu strategis, tetapi juga membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat kapabilitas militernya melalui transfer teknologi dan kerja sama pertahanan. Ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo yang ingin menjadikan Indonesia sebagai kekuatan militer yang diperhitungkan di kawasan Asia Tenggara.

Dalam upaya modernisasi militer, Indonesia juga melirik teknologi canggih dari luar negeri, seperti drone tempur Bayraktar Kizilelma dari Turki. Drone ini memiliki spesifikasi tinggi dan kemampuan tempur yang canggih, seperti kecepatan maksimum hampir Mach 0,9 dan kemampuan membawa muatan hingga 1,5 ton. Jika diintegrasikan dalam armada militer Indonesia, Bayraktar Kizilelma dapat menjadi kekuatan baru dalam menjaga kedaulatan negara, terutama dalam operasi udara dan misi pertahanan perbatasan.

Langkah-langkah modernisasi alutsista seperti ini merupakan bagian dari visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri dalam teknologi pertahanan, sembari tetap menjalin kerja sama strategis dengan negara sahabat.

Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah membawa angin segar dalam pengembangan industri pertahanan Indonesia. Mulai dari pengangkatan Jenderal (Purn.) Dudung Abdurachman sebagai Ketua KKIP hingga upaya modernisasi teknologi militer, kebijakan yang diambil Presiden Prabowo bertujuan memperkuat kedaulatan dan keamanan bangsa.

Tidak hanya fokus pada pengadaan alutsista, Presiden PrabowovSubianto juga mendorong pendekatan holistik yang melibatkan semua aspek kehidupan nasional. Dengan dukungan penuh terhadap produk-produk dalam negeri dan kolaborasi internasional yang kuat, Indonesia kini semakin siap menghadapi tantangan global di bidang pertahanan.

.

)* Penulis merupakan kontributor Beritakapuas.com

Back To Top