Oleh : Anggara Putra*)
Industri pertahanan merupakan salah satu pilar utama bagi kedaulatan sebuah negara. Dalam konteks ini, Indonesia berkomitmen untuk memperkuat dan mengembangkan sektor pertahanannya demi menjaga keamanan dan integritas wilayah. Di tengah dinamika global yang terus berkembang, industri pertahanan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan kemajuan yang signifikan. Langkah-langkah strategis yang diambil tidak hanya meningkatkan kemandirian negara dalam bidang pertahanan, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan militer di kawasan ASEAN dan dunia. Dengan berbagai pencapaian yang diraih, sudah saatnya kita memberikan apresiasi terhadap upaya ini dan mendorong agar pengembangan industri pertahanan terus berlanjut.
Salah satu indikator keberhasilan yang patut dicatat adalah pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang sudah mencapai lebih dari 50% pada kendaraan taktis (rantis) Maung. Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menyatakan bahwa pencapaian tersebut perlu diapresiasi. Ia menekankan bahwa dengan TKDN yang sudah lebih dari 50%, Indonesia sudah berada di jalur yang benar menuju kemandirian pertahanan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa untuk mewujudkan kemandirian yang sesungguhnya, dibutuhkan roadmap yang matang, yang mencakup perencanaan yang komprehensif hingga sistem pendukung yang jelas, dengan target waktu dan strategi yang terukur.
Di bawah kepemimpinan Prabowo, kementerian pertahanan juga fokus pada peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia di sektor pertahanan. Melalui berbagai program pelatihan dan pendidikan, diharapkan para prajurit TNI tidak hanya memiliki kemampuan teknis yang mumpuni tetapi juga kemampuan strategis yang dapat diandalkan dalam menghadapi tantangan di masa depan. Ini adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya akan menguntungkan TNI tetapi juga negara secara keseluruhan.
Lebih dari itu, posisi Indonesia di panggung global juga semakin menguat. Pengamat Birokrasi, Varhan Abdul Aziz, mengungkapkan bahwa peringkat kekuatan militer Indonesia naik ke peringkat 13 dunia dari 145 negara pada tahun 2023. Ia menjelaskan bahwa kenaikan tiga tingkat ini bukanlah hal yang mudah, karena melibatkan banyak faktor kemajuan yang diukur. Di masa kepemimpinan Menteri Pertahanan Prabowo, Indonesia kini menjadi negara dengan kekuatan militer nomor satu di ASEAN. Prestasi ini menunjukkan betapa pentingnya investasi di bidang pertahanan, yang tidak hanya memberikan rasa aman tetapi juga meningkatkan citra Indonesia di mata internasional.
Kenaikan peringkat ini tentunya tidak terlepas dari berbagai inisiatif yang diambil oleh Kementerian Pertahanan. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan kapasitas industri pertahanan dalam negeri melalui kemitraan dengan berbagai negara, pengembangan teknologi baru, dan peningkatan kemampuan produksi. Hal ini tidak hanya membantu mengurangi ketergantungan pada impor alat utama sistem senjata (alutsista), tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha, menegaskan komitmen instansinya untuk mendukung industri pertahanan dalam negeri, termasuk di antaranya PT. Dirgantara Indonesia (PTDI). Ia menyampaikan bahwa kementerian berkomitmen untuk mendorong pengembangan industri pertahanan dalam negeri sebagai bagian dari strategi untuk mencapai kemandirian dan memperkuat pertahanan negara. Dukungan terhadap PTDI merupakan langkah konkret untuk memastikan bahwa Indonesia mampu memproduksi alutsista secara mandiri dan berkualitas tinggi.
Dengan berbagai pencapaian ini, menjadi jelas bahwa di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, industri pertahanan Indonesia tidak hanya mengalami pertumbuhan, tetapi juga perubahan yang signifikan menuju kemandirian. Namun, tantangan masih ada di depan mata. Kita perlu terus mengawasi dan mendorong pemerintah untuk menjalankan roadmap yang telah disusun dengan baik. Dengan strategi yang tepat, dukungan yang konsisten, dan komitmen semua pihak, Indonesia dapat menjadi kekuatan pertahanan yang handal dan mandiri.
Selain itu, penting untuk melibatkan masyarakat dalam proses ini. Edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya industri pertahanan dan peran serta masyarakat dalam mendukung kebijakan pemerintah sangatlah penting. Kesadaran akan pentingnya kemandirian pertahanan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen bangsa.
Dengan demikian, langkah-langkah yang diambil oleh Presiden Prabowo Subianto dan jajarannya tidak hanya membawa dampak positif bagi sektor pertahanan, tetapi juga bagi pembangunan bangsa secara keseluruhan. Masyarakat harus berbangga hati dengan kemajuan yang telah dicapai, sekaligus terus mendorong agar pemerintah terus konsisten dalam mengembangkan industri pertahanan. Hanya dengan komitmen bersama, Indonesia akan mampu mencapai cita-cita sebagai negara yang mandiri, berdaulat, dan kuat dalam bidang pertahanan. Mari kita dukung langkah-langkah tersebut dan berharap agar Indonesia terus maju ke arah yang lebih baik.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, kita dapat memastikan bahwa investasi dalam industri pertahanan akan memberikan manfaat jangka panjang bagi semua. Pengembangan industri ini tidak hanya berfokus pada kekuatan militer, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan ini harus terus dirayakan dan diperjuangkan demi masa depan Indonesia yang lebih aman dan sejahtera.
*) Pemerhati Pertahanan