Oleh : Ester Wambrau )*
Masyarakat mengecam penuh kebrutalan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tega menjadikan tenaga kesehatan di Papua sebagai sasaran kekerasan. Aksi yang melanggar hak asasi manusia tentu saja tidak dibiarkan karena keberadaan Nakes bertujuan untuk melayani masyarakat Papua.
Memang sejauh ini, Organisasi Papua Merdeka (OPM) terkenal sebagai gerombolan separatis musuh negara yang sama sekali tidak mengenal ampun dan tidak berperikemanusiaan. Mereka seringkali menargetkan warga masyarakat sipil yang tidak bersalah dalam semua aksi kejinya.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan OPM juga menargetkan para tenaga kesehatan (nakes) sebagai sasaran kekerasan yang mereka jalankan, padahal nakes sendiri memiliki profesi sangat mulia demi melayani kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu, dengan bagaimana penetapan target oleh Organisasi Papua Merdeka kepada para tenaga kesehatan, sebenarnya juga sangat menghambat upaya pemerintah untuk memberikan jaminan akan akses sektor kesehatan secara merata pada seluruh masyarakat di daerah berjuluk Bumi Cenderawasih tersebut.
Beberapa waktu lalu, OPM melakukan penyerangan dan juga penganiayaan terhadap sejumlah petugas tenaga kesehatan (nakes) di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Oleh karena aksi itu, menjadikan hingga sebanyak 5 orang tenaga kesehatan menjadi korban.
Bahkan, penyerangan dan penganiayaan kepada sejumlah nakes tersebut berlangsung oleh sebanyak 20 orang anggota gerombolan teroris musuh negara. Insiden itu bermula ketika para nakes sedang mengecek fakta terkait bencana kelaparan di Distrik Amuma, namun tiba-tiba mereka langsung mendapatkan serangan dari sekelompok orang tidak dikenal (OTK).
Angganita Manodwen, selaku salah satu petugas tenaga kesehatan yang juga menjadi korban penyerangan serta penganiayaan oleh OPM tersebut menyampaikan bahwa OPM sempat mencurigai para petugas tenaga kesehatan. Setelahnya, mereka gerombolan teroris tersebut mulai menganiaya nakes dengan cara menendang dan memukul.
Menanggapi kebiadaban yang OPM lakukan kepada para tenaga kesehatan,Mantan Pangdam XVII/Cenderawasih Letjen TNI (Purn) Ignatius Yogo Triyono mengaku sangat geram. Menurutnya, seluruh jajaran aparat keamanan pasti dengan cepat segera memburu dan menangkap para pelaku yang sama sekali tidak bertanggung jawab itu, entah mereka dalam kondisi hidup ataupun sudah tidak bernyawa.
Bahkan saat ini kekuatan dari aparat keamanan Republik Indonesia (RI) sebenarnya sudah tidak perlu diragukan lagi dalam melakukan pengamanan di seluruh Tanah Papua serta untuk mengejar OPM pelaku penyerangan dan penganiayaan pada para petugas tenaga kesehatan (nakes).
Tindakan yang sudah Organisasi Papua Merdeka lakukan memang telah berada di luar batas kemanusiaan. Lantaran gerombolan separatis yang bertentangan ideologi dengan NKRI tersebut sudah membahayakan nyawa dari mereka yang sudah mengabdikan dirinya, meninggalkan keluarganya untuk bertugas di daerah terpencil demi melayani warga, yakni para nakes.
Terlebih, karena keberadaan petugas tenaga kesehatan di Bumi Cenderawasih sendiri sebenarnya juga sangatlah penting karena untuk memungkinkan warga masyarakat setempat menikmati akses layanan kesehatan yang baik.
Seluruh tenaga kesehatan membantu dan merawat masyarakat yang sakit, namun justru mereka menjadi korban atas kebiadaban oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Atas kejadian yang memilukan itu, aparat keamanan kemudian mengutuk dan mengecam sangat keras bagaimana kekejian gerombolan teroris Bumi Cenderawasih tersebut.
Banyak dari tindakan mereka selama ini, sudah lebih dari cukup untuk menjadi bukti sangat nyata dan sama sekali tidak terbantahkan bahwa mereka selama ini terus berupaya untuk memutarbalikkan fakta atas berbagai macam kejadian yang ada di Papua.
Sementara itu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Komnas HAM RI) Perwakilan Papua, Frits Ramandey turut mengecam keras bagaimana aksi kekerasan yang OPM lakukan pada tenaga kesehatan, termasuk juga yang paling baru, yakni kasus pembunuhan kepada seorang warga sipil di Kabupaten Paniai.
Sudah sangat jelas bahwa adanya aksi pembunuhan itu telah melanggar berbagai macam nilai dan prinsip atas hak asasi manusia (HAM). Oleh karenanya, saat ini Komnas HAM mengaku bahwa pihaknya akan memberikan perhatian serius pada kasus tersebut.
Terkait penyerangan masyarakat sipil di Kabupaten Paniai, Kepala Operasi Damai Cartenz 2024 Kombes Pol Faizal Ramadhani mengungkapkan bahwa kebrutalan OPM menambah panjang daftar kekerasan oleh OPM serta menimbulkan keresahan dan ketakutan masyarakat. Sebab, OPM mengancam tenaga medis, guru, murid, hingga melakukan pembakaran rumah warga. Pihaknya pun mengutuk aksi brutal itu dan berusaha upaya maksimal untuk melindungi masyarakat di Papua.
Masyarakat pun terus mendukung pihak aparat keamanan supaya mampu melakukan penegakan hukum secara cepat, tepat, jujur, terbuka dan adil sesuai dengan prinsip HAM yang berlaku. Kemudian juga, harapan besar agar para pelaku tertangkap dan bisa menjalani pengadilan sesuai dengan mekanisme hukum yang berlaku di Indonesia.
Banyak pihak terus mendesak supaya Organisasi Papua Merdeka menghentikan rangkaian kekerasan yang telah selama ini mereka perbuat, termasuk juga upaya intimidasi dan provokasi dalam berbagai bentuk yang dapat berpotensi untuk merenggut korban jiwa dan terganggunya kondisi keamanan Bumi Cenderawasih.
Kecaman dan kutukan keras terus berdatangan kepada OPM, terlebih karena mereka sudah menargetkan para petugas tenaga kesehatan (nakes) sebagai sasaran kekerasan yang mereka lakukan. Masyarakat pun berharap agar OPM dapat ditumpas agar kedamaian dan keberlanjutan pembangunan nasional dapat terus berjalan.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta