Mengapresiasi Keberhasilan Aparat Keamanan Tangkap Petinggi OPM di Paniai

Oleh : Charles Tabuni )*

Penangkapan salah satu pimpinan penting Organisasi Papua Merdeka (OPM), Jemmy Magai Yogi, oleh Aparat keamanan baik TNI, Polri, Hingga Badan Intelijen Negara di di Paniai, telah menjadi pencapaian signifikan dalam upaya menjaga stabilitas di Bumi Cenderawasih.

Sebagaimana diketahui, Operasi gabungan yang melibatkan Satgas Ops Damai Cartenz dan Polres Dogiyai pada 16 Oktober 2024 berhasil menangkap Jemmy bersama sembilan orang lainnya serta menyita 104 butir amunisi berbagai kaliber.

Keberhasilan tersebut bukan hanya sekadar operasi penegakan hukum, melainkan bukti nyata keberhasilan aparat dalam menanggulangi ancaman separatisme yang masih terus terjadi di wilayah berjuluk Surga Kecil di Timur Indonesia itu.

Brigjen Pol Faizal Rahmadani, selaku Kasatgas Operasi Damai Cartenz, menegaskan bahwa penangkapan Jemmy Magai Yogi dimulai dari informasi adanya pemindahan amunisi dari Nabire menuju Paniai.

Tim gabungan segera melakukan penyelidikan mendalam atas aktivitas tersebut dan menemukan keterlibatan Jemmy dalam pemindahan amunisi itu. Melalui operasi terencana, Satgas Damai Cartenz menghentikan kendaraan yang melintas di depan kantor DPRD Dogiyai dan menangkap Jemmy. Dalam mobil tersebut, ditemukan ratusan amunisi berbagai kaliber yang siap digunakan untuk aksi selanjutnya oleh kelompok separatis Papua.

Keberhasilan penangkapan tersebut menjadi langkah penting dalam mengungkap jaringan perlawanan yang selama ini mengancam keamanan Papua. Jemmy, yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat West Papua Army (WPA) Divisi II Pemka IV Paniai, memiliki peran signifikan dalam gerakan separatis.

Faizal juga mengungkapkan bahwa Jemmy merupakan adik dari Damianus Magai Yogi, Panglima OPM West Papua Army. Hubungan keluarga yang kuat di dalam hierarki separatis ini menjadikan penangkapan Jemmy sebagai langkah strategis untuk memutus alur kepemimpinan di dalam kelompok tersebut.

Selain itu, keterlibatan Jemmy dalam kasus pencurian senjata pada tahun 2015 dan kontak tembak dengan TNI pada Mei lalu semakin menegaskan betapa berbahayanya perannya bagi keamanan di Papua.

Kombes Bayu Suseno, selaku Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, turut menegaskan pentingnya keberhasilan operasi tersebut. Saat menjelaskan proses penangkapan, Bayu menjabarkan bahwa mobil yang digunakan oleh Jemmy saat itu membawa 56 butir amunisi kaliber 5,56 mm dan 48 butir amunisi kaliber 7,62 mm.

Kedua jenis amunisi tersebut merupakan tipe yang biasa digunakan dalam senjata api berdaya rusak tinggi. Dengan penemuan ini, Satgas Damai Cartenz tidak hanya berhasil menangkap pelaku utama, tetapi juga mencegah potensi serangan teror bersenjata yang bisa saja kembali terjadi di wilayah Kota Emas itu.

Pengungkapan tersebut memberikan dampak besar bagi pengendalian keamanan di wilayah berjuluk Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi itu. Operasi yang terencana dengan baik dan eksekusi yang tepat tidak hanya membuktikan kapasitas Satgas Damai Cartenz dalam menjaga kedaulatan wilayah, tetapi juga memperlihatkan kerja sama erat antara aparat keamanan dan intelijen. Kolaborasi ini sangat penting untuk mendeteksi lebih dini pergerakan kelompok-kelompok separatis yang masih bercokol di wilayah Papua.

Tidak hanya itu, Jenderal Agus Subiyanto, Panglima TNI, turut memberikan pandangannya terkait keberhasilan operasi ini. Menurutnya, OPM telah menjadi ancaman serius bagi stabilitas dan keamanan di wilayah Papua, dengan berbagai tindak kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis tersebut.

Agus mengungkapkan bahwa OPM tidak hanya terlibat dalam aksi teror bersenjata, tetapi juga dalam tindakan keji seperti pembunuhan dan pemerkosaan terhadap guru, tenaga kesehatan, dan bahkan aparat keamanan.

Baginya, tindakan brutal yang dilakukan oleh gerombolan teroris musuh negara tersebut sudah berada di luar batas toleransi. Oleh karena itu, operasi penangkapan Jemmy Magai Yogi ini dianggap sebagai langkah tegas yang diperlukan untuk memastikan bahwa kelompok separatis tidak lagi beroperasi dengan impunitas di wilayah Bumi Cenderawasih.

Penangkapan petinggi OPM seperti Jemmy Magai Yogi tidak hanya mengungkap rantai perlawanan yang masih bertahan di Papua, tetapi juga membuka jalan untuk pengungkapan jaringan yang lebih luas.

Jenderal Agus menegaskan bahwa negara tidak akan membiarkan kelompok separatis terus melakukan tindakan teror yang merugikan masyarakat dan aparat keamanan. Tindakan tegas akan selalu diambil untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia di ujung Timur Indonesia tersebut.

Operasi tersebut juga menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga kewaspadaan dan sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat. Gerombolan separatis Papua sering kali memanfaatkan celah di wilayah-wilayah terpencil untuk melancarkan aksinya.

Oleh karena itu, setiap informasi yang diberikan oleh masyarakat menjadi sangat berharga untuk mengungkap rencana kelompok separatis sebelum mereka berhasil mengeksekusi aksinya.

Dengan keberhasilan tersebut, masyarakat Papua bisa lebih merasa aman, dan pembangunan di wilayah yang indah ini dapat berjalan lebih lancar tanpa gangguan dari kelompok-kelompok pembuat onar.

Keberhasilan penangkapan Jemmy Magai Yogi menjadi simbol keberhasilan Aparat Keamanan dalam menjaga keamanan di wilayah yang kerap menjadi sasaran separatisme. Langkah ini diharapkan dapat memutus jalur logistik dan kepemimpinan di tubuh Organisasi Papua Merdeka, serta memberikan ruang bagi Papua untuk melangkah lebih maju tanpa ancaman kekerasan dari gerombolan separatis.

Dengan demikian, keamanan dan stabilitas di wilayah berjuluk Surga Kecil di ujung Indonesia ini dapat terus terjaga, memberikan harapan baru bagi masa depan Papua yang lebih damai dan sejahtera.

)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Jakarta

Back To Top