Oleh: Nana Gunawan
Selama satu dekade terakhir, Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kebijakan-kebijakan strategis yang diterapkan telah memberikan dampak positif bagi stabilitas ekonomi nasional serta meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Infrastruktur yang semakin maju dan iklim investasi yang semakin kondusif merupakan kunci utama keberhasilan ini. Hal ini telah membawa Indonesia meraih posisi yang lebih baik dalam perekonomian global, menegaskan peran penting Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Salah satu indikator yang menggambarkan kesuksesan tersebut adalah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Berdasarkan data dari Bank Dunia, PDB Indonesia pada tahun 2014 tercatat sebesar 890,81 miliar dolar AS, menempatkan Indonesia di peringkat 18 ekonomi terbesar di dunia. Namun, pada tahun 2023, PDB Indonesia melonjak menjadi 1,37 triliun dolar AS, menjadikan Indonesia sebagai ekonomi terbesar ke-16 di dunia. Pertumbuhan ini merupakan hasil dari kebijakan yang fokus pada pembangunan infrastruktur, deregulasi ekonomi, dan peningkatan investasi. Analis Lingkaran Survei Indonesia, Denny JA, mengatakan bahwa kenaikan peringkat ekonomi Indonesia menunjukkan bahwa kebijakan yang diterapkan selama ini efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Menurut Denny JA, proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, dan kereta api telah menciptakan jaringan transportasi yang lebih efisien, memungkinkan distribusi barang dan jasa yang lebih cepat serta pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, deregulasi ekonomi yang dilakukan Pemerintah juga memudahkan masuknya investasi asing, yang pada gilirannya meningkatkan sektor manufaktur dan jasa. Hal ini membuktikan bahwa kebijakan ekonomi Presiden Jokowi telah mampu membangun fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Dalam pandangan Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan terus berlanjut. Pada tahun 2024, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5 persen, dan pada tahun 2025 menjadi 5,1 persen. Pertumbuhan ini akan didukung oleh infrastruktur yang semakin baik, konsumsi domestik yang stabil, dan investasi yang terus meningkat. Konsumsi rumah tangga tetap menjadi motor penggerak utama perekonomian Indonesia, sementara investasi dari sektor swasta juga semakin kuat berkat kebijakan yang mendukung iklim usaha.
Selain itu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, inflasi di Indonesia tetap terkendali meski dunia menghadapi tekanan ekonomi global. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) diproyeksikan tetap stabil pada tahun 2024, dengan inflasi inti juga terjaga. Perry menjelaskan bahwa keberhasilan ini berkat sinergi antara Bank Indonesia dan Pemerintah dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta kebijakan moneter yang responsif terhadap tantangan global. Selain itu, pengendalian harga pangan yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah juga menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas inflasi di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menambahkan bahwa Indonesia telah diakui oleh berbagai lembaga internasional sebagai salah satu negara dengan ekonomi yang paling stabil di kawasan. World Bank, misalnya, memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia yang konsisten di atas 5 persen, serta inflasi yang terkendali pada angka 2,58 persen. Airlangga juga menekankan bahwa Presiden Jokowi berhasil menciptakan program-program pro rakyat yang signifikan, seperti dana desa yang digunakan untuk membangun infrastruktur dan mengurangi stunting di pedesaan. Dengan alokasi dana sebesar Rp71 triliun, program ini tidak hanya mendukung pembangunan ekonomi di tingkat lokal tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.
Berbagai kebijakan lain yang diterapkan oleh pemerintah, seperti Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), juga memberikan dampak positif bagi keberlanjutan ekonomi. Kebijakan ini mencakup enam program utama, termasuk penanganan kesehatan, perlindungan sosial, insentif bagi dunia usaha, serta dukungan untuk UMKM. Program ini tidak hanya menjaga stabilitas ekonomi, tetapi juga membantu masyarakat dan dunia usaha pulih dari dampak pandemi. Airlangga menambahkan bahwa dukungan yang diberikan kepada UMKM, seperti subsidi bunga dan penundaan pembayaran kredit, telah membantu sektor ini bertahan dan berkembang, sehingga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan keberhasilan tersebut, ekonomi Indonesia kini berada pada jalur yang tepat untuk terus tumbuh dan berkontribusi pada perekonomian global. Presiden Jokowi telah meletakkan fondasi yang kuat, dan tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga momentum ini agar Indonesia terus berkembang sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Pemerintah di bawah kepemimpinan yang baru diharapkan dapat melanjutkan kebijakan-kebijakan yang telah terbukti efektif dan memperkuat pencapaian yang telah diraih selama sepuluh tahun terakhir.
Melihat keberhasilan ini, seluruh elemen masyarakat, termasuk dunia usaha, diharapkan dapat terus bersinergi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Dukungan terhadap kebijakan pemerintah sangat penting dalam memastikan bahwa ekonomi Indonesia tetap kuat menghadapi tantangan global. Dengan sinergi dan kerja sama yang baik, Indonesia memiliki peluang besar untuk terus berkembang dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.
Oleh karena itu, saatnya bagi kita semua untuk mendukung keberlanjutan program-program pemerintah yang telah terbukti berhasil. Masyarakat dan dunia usaha harus bersatu padu untuk menghadapi tantangan yang ada dan memastikan bahwa Indonesia terus tumbuh menjadi negara dengan ekonomi yang semakin maju dan berdaya saing tinggi di kancah internasional. Optimisme dan kerja keras adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan pembangunan ekonomi Indonesia ke depan.
)* Penulis adalah Pengamat Ekonomi Nusa Bangsa Institute.