Oleh: Recky Rumbiak *)
Berbagai tindak kekerasan yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) telah memberikan dampak yang sangat luas dan mendalam. Tidak hanya kerugian materi, aksi-aksi tersebut juga menimbulkan trauma serta ketakutan di kalangan masyarakat Papua. OPM sering kali melakukan aksi teror terhadap warga sipil yang mereka tuduh sebagai kolaborator pemerintah atau mereka anggap tidak mendukung perjuangan mereka. Kelompok bersenjata ini menyerang kampung-kampung, membakar rumah, bahkan melakukan pembunuhan tanpa alasan yang jelas. Ironisnya, dalam setiap aksinya, OPM kerap memanfaatkan rakyat Papua sebagai tameng atau alat propaganda, yang justru memperburuk kondisi sosial dan ekonomi di wilayah tersebut.
Catatan rentetan kekerasan kembali terjadi, baru-baru ini OPM diberitakan telah menembak mati seorang pedagang alat tulis kantor (ATK), Jamaludin alias Daenf Eppe (51). Penembakan ini terjadi saat Jamaludin sedang bekerja di depan laptop sambil menonton TV bersama istrinya, Daeng Ngembong. Pada saat itu, pintu kios ATK yang terletak di Jalan Trans Papua, Distrik Pagaleme, masih terbuka. Istrinya melihat seorang pria tak dikenal (OTK) mondar-mandir di depan kios, lalu terdengar dua kali suara tembakan yang mengarah ke suaminya, Jamaludin.
Kapolres Puncak Jaya, AKBP Kuswara, menyampaikan bahwa sebelum kejadian penembakan, saksi melihat ada dua orang berdiri di depan kios dengan gerak-gerik mencurigakan. Saksi sempat menyarankan korban untuk menutup kios, namun hal itu tidak diindahkan. Meskipun demikian, situasi keamanan di Kota Mulia, Puncak Jaya, pasca penembakan, masih dalam keadaan terkendali. Aparat kepolisian meningkatkan patroli guna mencegah kejadian serupa oleh OTK.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, membenarkan insiden penembakan ini. Dia mengatakan bahwa setelah menerima informasi tersebut, aparat Polres Puncak Jaya segera melakukan olah TKP serta memeriksa saksi-saksi di lokasi kejadian guna mengidentifikasi pelaku dan mengungkap motif penembakan yang menyebabkan korban meninggal dunia.
Beberapa hari kemudian, pelaku penembakan berhasil ditangkap oleh Tim Satgas Damai Cartenz. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz-2024, Brigjen Faizal Ramadhani, menyatakan bahwa pihaknya telah mengamankan DPO tersebut bernama Mairon Tabuni alias Solikin. Faizal menjelaskan, Mairon Tabuni merupakan anggota OPM atau dikenal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kepala Air pimpinan Papuanus alias Jeki Murib di Kabupaten Puncak. Saat ini, kata dia Mairon Tabuni telah dibawa ke Posko Operasi Damai Cartenz-2024 di Mimika untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Penangkapan anggota OPM, khususnya Mairon Tabuni alias Solikin, oleh Tim Satgas Damai Cartenz merupakan bukti nyata keberhasilan aparat keamanan dalam menjaga keamanan di Papua. Tindakan cepat dan tepat yang dilakukan oleh aparat keamanan dalam menangkap pelaku penembakan ini patut mendapat apresiasi tinggi. Keberhasilan ini menunjukkan profesionalisme serta dedikasi para anggota TNI dan Polri dalam menjalankan tugas berat di wilayah yang penuh tantangan, baik dari sisi geografis maupun keamanan.
Langkah ini juga membuktikan bahwa aparat keamanan terus bekerja keras untuk menciptakan rasa aman di tengah masyarakat Papua, meskipun tantangan yang dihadapi tidaklah ringan. Dalam situasi yang kompleks seperti di Papua, koordinasi antara berbagai elemen keamanan menjadi kunci utama dalam memastikan penegakan hukum berjalan lancar. Keberhasilan ini menjadi motivasi kuat bagi seluruh aparat keamanan untuk terus menjalankan tugas dengan semangat tinggi demi stabilitas di Papua.
Tidak hanya berhasil menangkap pelaku kejahatan, namun upaya aparat juga turut menjaga keseimbangan antara keamanan dan hak-hak masyarakat sipil. Ini penting untuk menghindari kesan bahwa operasi keamanan menimbulkan ketakutan di kalangan warga. Sebaliknya, tindakan aparat ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan masyarakat Papua terhadap pemerintah dan aparat keamanan. Dengan terjaganya rasa aman, pembangunan di Papua dapat berjalan lebih lancar dan manfaatnya dirasakan langsung oleh rakyat.
Aparat keamanan juga layak mendapatkan apresiasi lebih dari pemerintah pusat maupun masyarakat luas atas kerja keras mereka dalam menjaga kedaulatan negara di Papua. Dalam kondisi medan yang sulit dan risiko tinggi, mereka tetap menunjukkan komitmen yang besar demi keutuhan NKRI. Keberhasilan ini diharapkan dapat terus berlanjut sehingga seluruh anggota OPM yang masih aktif dapat segera ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
Selain itu, apresiasi juga perlu diberikan atas upaya yang terus menerus dilakukan dalam membangun komunikasi dengan masyarakat setempat. Pendekatan yang lebih manusiawi dan terukur menjadi kunci dalam menjaga keamanan tanpa menimbulkan ketakutan di kalangan rakyat Papua. Dengan adanya sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat, diharapkan Papua dapat segera terbebas dari ancaman kekerasan yang selama ini menghantui wilayah tersebut.
Keberhasilan penangkapan anggota OPM ini menjadi langkah maju dalam menciptakan Papua yang lebih aman dan damai. Aparat keamanan sudah menunjukkan kemampuan dan kesungguhan mereka dalam menindak kelompok-kelompok yang mengancam ketertiban dan kedamaian di wilayah tersebut. Semoga prestasi ini terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menjaga keamanan dan keutuhan Indonesia.
Di samping itu, peran aktif masyarakat Papua sendiri sangat penting untuk mendukung dan berkolaborasi bersama pemerintah dalam upaya mengakhiri kekerasan yang dilakukan OPM. Pemerintah perlu mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan, serta memperkuat hubungan kepercayaan antara pemerintah dan rakyat Papua. Dengan dukungan penuh dari masyarakat, pemberantasan OPM tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat keamanan, tetapi juga menjadi perjuangan bersama seluruh elemen bangsa.
)* Penulis adalah Redaktur Media Persatuan Pemuda Papua Barat