Forum Air Dunia atau World Water Forum (WWF) ke-10 yang berlangsung di Bali, menjadi momentum yang cukup strategis bagi Indonesia dalam rangka mewujudkan berbagai kepentingan nasional. Indonesia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk terus memperkuat peran diplomasi di tengah-tengah munculnya berbagai tantangan global, bukan hanya untuk kepentingan bersama dunia, namun juga untuk kepentingan dalam negeri sendiri.
Indonesia menjadi tuan rumah gelaran World Water Forum (WWF) ke-10, yang dihadiri oleh delegasi negara-negara dunia beserta organisasi dan stakeholder terkait lainnya yang berkepentingan untuk bersama-sama membahsa isu global permasalahan lingkungan, khususnya Air.
Setelah sebelumnya sukses menghelat sejumlah even berstandar internasional seperti KTT G20, KTT ASEAN ke-42 dan 43, hingga Archipelagic and Island States (AIS) Forum, Indonesia kembali mendapatkan kepercayaan untuk menggelar WWF ke-10. Dalam Sidang Umum World Water Council (WWC), 19 Maret 2022 di Dakar, Senegal, Indonesia secara resmi ditetapkan sebagai tuan rumah Forum Air Dunia atau WWF pada tahun 2024 ini. WWF ke-10 berlangsung dari tanggal 18 hingga 25 di Nusa Dua Bali dan menghadirkan lebih dari 100 negara.
Indonesia sebagai tuan rumah World Water Forum atau Forum Air Dunia, terus membuktikan kualitas diplomasi politik dan kepemimpinannya di mata internasional untuk membuka wadah berbagi pengalaman dan inovasi dalam menghadapi berbagai tantangan global, termasuk terkait isu-isu lingkungan hidup dan perubahan iklim seperti masalah Air.
Indonesia mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah. Bukan hanya sebagai host tapi capital, water capital of the world. Ibukotanya dunia tentang air, dimana mata dunia tertuju ke Indonesia. Hal tersebut dinyatakan Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja dalam sebuah diskusi bertema “Kelestarian Air Kebutuhan Hidup Bersama” yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) pada Februari lalu.
Dalam berbagai kesempatan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya mendapatkan manfaat nyata bagi Indonesia ketika menjadi tuan rumah dalam menggelar acara-acara bertaraf internasional. Oleh karena itu, maka Indonesia tentu saja menunjukkan kepemimpinan atau leadership yang kuat sehingga berbagai isu tentang air ini bisa diselesaikan hingga pada level yang tertinggi, dengan berbagai solusi dan inovasi.
Endra mengungkapkan bahwa selama penyelenggaraan WWF, Indonesia berkesempatan untuk publikasi, exposure, UMKM, dan meningkatkan sector pariwisata. Namun, di balik itu, Indonesia juga berharap bahwa ada program terkait air yang memang bisa masuk ke Indonesia sehingga bisa membantu menyelesaikan berbagai masalah air yang ada. menjadi program untuk diimplementasi sebagai bagian dari kebijakan tata kelola air. Baik di tingkat nasional maupun internasional bersama negara-negara anggota. Tentu saja, Indonesia juga menempatkan kepentingan nasionalnya dalam WWF ke-10 ini, dimana diplomasi merupakan salah satu wujud untuk mengedepankan kepentingan nasional Indonesia.
Selama ini, diplomasi internasional Indonesia sudah berada pada jalur yang benar. Menurut Anggota Komisi I DPR RI periode 2019 – 2024, Christina Aryani, cara diplomasi yang menunjukkan kepercayaan diri dan optimisme tinggi Indonesia sesuai visi politik luar negerinya yang menargetkan Indonesia menjadi regional great power pada 2031 dan bahkan major power pada 2045. Kepercayaan dunia internasional pada Indonesia menjadi bukti bahwa politik luar negeri, diplomasi internasional, dan peran Indonesia di level global sangat diperhitungkan.
Presiden Jokowi juga dalam berbagai kesempatan berstandar internasional, selalu menekankan pentingnya kolaborasi serta sinergitas antarnegara dimana kerja sama itu diperlukan demi menghasilkan langkah-langkah strategis, konkret, dan taktis dalam penyelesaian masalah bersama. Indonesia terus mengajak seluruh negara untuk terus menjalin kesatuan dan kolaborasi menghadapi tantangan dan ancaman global.
Diplomasi Indonesia di kancah internasional memang tidak bisa dipungkiri selalu berhasil membawa beragam manfaat baik bagi dunia maupun untuk kepentingan dan kesejahteraan dalam negeri sendiri. Beragam kepentingan nasional terkandung dalam upaya diplomasi yang terus dilakukan Indonesia, apalagi dalam WWF, menjadi momentum untuk menunjukkan ketangguhan dan kepemimpinan Indonesia sehingga melahirkan kerjasama konkret yang menguntungkan antar negara dan untuk kesejahteraan rakyatnya.
WWF merupakan acara multi-pemangku kepentingan untuk memaparkan misi, pandangan dan pencapaian komunitas air, sehingga Indonesia mengangkat tema besar “Water for Shared Prosperity ” atau Air untuk Kemakmuran Bersama. Dalam forum ini, delegasi dari berbagai negara bersama para stakeholder terkait membahas tentang ketahanan dan kemakmuran Air, Air untuk Manusia dan Alam, Pengurangan dan Pengelolaan Risiko Bencana, Tata Kelola, Kerja Sama dan Hidro-diplomasi, Pembiayaan Air Berkelanjutan serta Pengetahuan dan Inovasi.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air Firdaus Ali, dalam sebuah kesempatan jumpa pers, menyatakan bahwa selaku tuan rumah WWF 2024, Indonesia ingin membawa air sebagai sumber pertumbuhan dan kesejahteraan bersama, bukan melahirkan persoalan. Menurutnya pertemuan negara-negara dan stakeholder dalam WWF kali ini merupakan even monumental untuk mentransformasi semua kebijakan, semua spirit untuk bersama-sama menyongsong masa depan membuat air sebagai sumber kehidupan, pertumbuhan, kedamaian.
Permasalahan air merupakan persoalan global yang membutuhkan solusi konkret sehingga menghasilkan implementasi yang nyata dan dapat dipertanggungjawabkan, bukan hanya kepada dunia tetapi juga kepada masyarakat dalam negeri. Dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah, stakeholder terkait dan masyarakat, sehingga melahirkan teknologi dan inovasi yang dapat mendukung terlaksananya kebijakan keberlanjutan pengelolaan air bersih di tengah-tengah masyarakat. Kerjasama antar negara juga menjadi sangat penting untuk berbagi pengalaman sehingga dapat dikaji manfaat dan keuntungan dari suatu inovasi.
Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Ekonomi dan Investasi, Dadang Rukmana menjelaskan bahwa misi WWF adalah menyediakan platform bagi semua pemangku kepentingan di bidang air untuk berdiskusi, berbagi ilmu dan pengalaman, serta menciptakan ide-ide konkret dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya air yang lebih baik. Selain itu, juga akan mendorong pemikiran yang inovatif dalam mengatasi isu dan permasalahan terkini dalam pengelolaan sumber daya air, meningkatkan komitmen juga aksi para pembuat kebijakan dalam pengelolaan serta pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan.
World Water Forum diselenggarakan setiap tiga tahun sekali sejak 1997. Untuk diketahui bersama, World Water Forum ke-10 mengusung enam sub-tema utama, yakni ketahanan dan kesejahteraan air; air untuk manusia dan alam; pengurangan dan pengelolaan risiko bencana; tata kelola, kerja sama, dan hidro-diplomasi; pembiayaan air berkelanjutan; dan pengetahuan dan inovasi.
Indonesia sekali lagi membuktikan diri menyatukan negara-negara dunia yang semakin meningkatkan citra Tanah Air di kancah global.
—
Writer : Reenee WA (Economic and Foreign Policy Observer / Former Journalist)