Oleh: Cahyo Widjaya)*
Dalam upaya meningkatkan perekonomian nasional, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta ekonomi kerakyatan. Konsep ini tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada pemerataan kesejahteraan di seluruh lapisan masyarakat. Melalui berbagai program dan kebijakan yang direncanakan, keduanya berharap dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM dan memberdayakan masyarakat secara keseluruhan.
Wakil Ketua Dewan Pakar Presiden, Syamsul Bahri mengatakan komitmen Prabowo Subianto untuk memprioritaskan ekonomi kerakyatan sebagai langkah menuju visi Indonesia Emas 2045 layak mendapatkan perhatian serius. Fokus pada pemberdayaan UMKM, yang berkontribusi lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, adalah langkah strategis yang tidak hanya akan memperkuat perekonomian, tetapi juga menciptakan kesejahteraan yang lebih merata di seluruh lapisan masyarakat.
Dengan mengedepankan ekonomi kerakyatan, Prabowo dan timnya dapat mendorong pembangunan yang inklusif. Hal ini penting agar masyarakat di berbagai daerah, terutama di wilayah terpencil, dapat merasakan dampak positif dari pertumbuhan ekonomi. Program-program yang dirancang untuk mendukung pelaku UMKM, seperti akses ke modal, pelatihan keterampilan, dan pemasaran produk, akan membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Selain itu, Prabowo dan Gibran juga menekankan pentingnya akses terhadap pembiayaan. Banyak UMKM yang kesulitan untuk mendapatkan modal usaha karena persyaratan yang ketat dari lembaga keuangan. Melalui program-program seperti microfinance atau pinjaman tanpa agunan, mereka berencana memberikan akses keuangan yang lebih mudah bagi pelaku UMKM. Dengan dukungan finansial yang memadai, UMKM dapat memperluas usaha mereka, berinovasi, dan meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan.
Rektor Universitas Insan Cita Indonesia, Laode Masihu Kamaluddin juga mengatakan tentang potensi besar ekonomi digital Indonesia dan kontribusinya terhadap APBN sangat menarik. Dengan memprediksi bahwa pada tahun 2030 kekuatan ekonomi Indonesia akan meningkat 3-5 kali lipat, jelas bahwa digitalisasi menjadi salah satu kunci dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Menyadari bahwa Indonesia adalah salah satu negara terkuat dalam ekonomi digital di ASEAN, kita perlu segera mengambil langkah konkret untuk memanfaatkan potensi ini, terutama dalam konteks mendorong ekonomi kerakyatan.
Kesiapan masyarakat kita yang semakin sadar akan dunia digital memberikan peluang emas untuk mengarahkan konten dan inovasi ke sektor-sektor yang berfokus pada ekonomi. Dalam era digital, banyak pelaku usaha, terutama UMKM, yang mulai beralih ke platform online untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Ini adalah tren yang perlu didorong dan difasilitasi oleh pemerintah dan sektor swasta agar UMKM dapat berkontribusi lebih besar dalam pertumbuhan ekonomi.
Pernyataan Reny Widya Lestari, Wakil Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Bidang Ekonomi Kreatif, tentang pentingnya pembangunan generasi muda sejak dini serta harapan untuk pelaku UMKM adalah refleksi dari kebutuhan mendesak dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini. Menyadari bahwa usia perkembangan otak yang optimal adalah di masa sekolah dasar, sangat penting bagi kita untuk berinvestasi pada pendidikan dan pengembangan karakter anak-anak kita. Hal ini sejalan dengan harapan Prabowo Subianto untuk menciptakan generasi yang lebih baik dan berdaya saing di masa depan.
Pendekatan ini tidak hanya menekankan pentingnya pendidikan formal, tetapi juga pendidikan non-formal yang mencakup keterampilan hidup, kreativitas, dan kewirausahaan. Dengan memfasilitasi program-program yang mendukung pengembangan keterampilan sejak usia dini, kita dapat mempersiapkan generasi muda untuk menjadi inovator dan pelaku ekonomi yang tangguh. Ketika anak-anak belajar tentang kewirausahaan, mereka tidak hanya memahami bagaimana cara menghasilkan uang, tetapi juga belajar nilai-nilai kerja keras, kolaborasi, dan tanggung jawab sosial.
Pemberdayaan UMKM juga tidak terlepas dari pentingnya pelatihan dan pendidikan bagi pelaku usaha. Prabowo dan Gibran menyadari bahwa untuk meningkatkan daya saing, para pengusaha kecil perlu mendapatkan pengetahuan yang cukup mengenai manajemen, pemasaran, dan teknologi. Melalui program pelatihan yang terstruktur, mereka berharap dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para pelaku UMKM, sehingga dapat menghadapi tantangan di pasar yang semakin kompetitif.
Kebijakan pemerintah juga perlu diarahkan untuk mendukung produk-produk lokal. Prabowo dan Gibran menyadari pentingnya promosi dan pemasaran produk UMKM agar bisa bersaing dengan produk dari luar negeri. Dalam hal ini, mereka berencana untuk mengadakan berbagai festival dan pameran yang memfasilitasi pelaku UMKM dalam memasarkan produk mereka. Selain itu, pemanfaatan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar juga menjadi salah satu fokus utama. Dengan teknologi yang tepat, UMKM dapat menjangkau konsumen di seluruh Indonesia, bahkan dunia.
Melalui fokus pada pemberdayaan UMKM dan ekonomi kerakyatan, Prabowo dan Gibran tidak hanya berupaya meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Dengan memprioritaskan sektor-sektor yang dekat dengan rakyat, mereka berharap dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan menciptakan perubahan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan langkah-langkah yang terencana dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, visi pemberdayaan UMKM dan ekonomi kerakyatan ini diharapkan dapat menjadi fondasi bagi masa depan perekonomian Indonesia yang lebih baik dan berkelanjutan.
)* Penulis merupakan Peneliti Ekonomi Kerakyatan – Institut Ekonomi Sejahtera