Mengapresiasi Strategi Presiden Prabowo Gencarkan Hilirisasi Demi Keberlanjutan Pemerataan Ekonomi

Oleh: Indah Cahyani )*

Pemerintah Indonesia tengah mengoptimalkan strategi hilirisasi sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di kawasan Timur Indonesia. Wilayah ini, yang selama ini dikenal kaya akan sumber daya alam, memiliki potensi besar untuk mempercepat akselerasi ekonomi melalui pengolahan lebih lanjut atas sumber daya tersebut. Salah satu contoh keberhasilan hilirisasi adalah pada sektor nikel, yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Papua dan Maluku.

Hilirisasi nikel, khususnya, telah membawa dampak positif yang besar bagi perekonomian kawasan Timur Indonesia. Berdasarkan data terbaru, pada kuartal III/2024, wilayah Papua dan Maluku mengalami pertumbuhan ekonomi tahunan yang signifikan, yaitu 6%. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan lima wilayah lainnya di Indonesia. Maluku Utara, khususnya, mengalami lonjakan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, mencatatkan angka dua digit, yakni 20,49% pada tahun 2023, yang didorong oleh sektor industri pengolahan yang berkembang pesat, terutama di bidang pertambangan dan nikel. Pencapaian ini menunjukkan bahwa hilirisasi dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kawasan yang selama ini tertinggal.

Keberhasilan sektor pengolahan ini juga berdampak pada perubahan struktur perekonomian di beberapa daerah. Di Kabupaten Halmahera Selatan, misalnya, sektor industri pengolahan mulai menggeser dominasi sektor pertanian. Dengan adanya pengolahan nikel, daerah ini dapat menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan dengan hanya mengandalkan hasil alam mentah. Perubahan struktural semacam ini diharapkan dapat diikuti oleh daerah-daerah lain di kawasan Timur Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam serupa.

Sebagai bagian dari strategi hilirisasi yang lebih besar, pemerintah menargetkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2028-2029. Untuk mencapai target ini, sektor hilirisasi menjadi sangat penting.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendorong hilirisasi sebagai salah satu pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, hilirisasi dapat berfungsi sebagai mesin pertumbuhan yang dapat mempercepat laju ekonomi nasional dengan mengolah sumber daya alam dalam negeri menjadi produk bernilai tambah. Selain sektor pertambangan, sektor lain seperti manufaktur, jasa, pariwisata, serta pengembangan sektor baru seperti semikonduktor dan energi hijau juga harus didorong untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Selain itu, pemerintah juga menekankan pentingnya pemerataan investasi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah Timur yang selama ini cenderung terabaikan dalam hal investasi. Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa fokus pemerintah adalah untuk memastikan bahwa kawasan Timur Indonesia mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam hal investasi yang berkualitas dan berkelanjutan. Rosan menyatakan bahwa selama ini investasi di Indonesia lebih terpusat di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen untuk mendorong masuknya investasi yang lebih banyak ke wilayah Timur agar ekonomi di kawasan tersebut bisa berkembang dengan pesat dan merata.

Pemerataan investasi ini akan berkontribusi pada pengembangan hilirisasi, karena dengan adanya investasi yang masuk, sektor-sektor yang berpotensi untuk diolah lebih lanjut akan semakin berkembang. Rosan mengungkapkan bahwa wilayah Timur Indonesia kaya akan potensi pertanian dan perikanan yang, dengan adanya hilirisasi, dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi yang dapat dipasarkan ke pasar global.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, turut menggarisbawahi peran hilirisasi sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi nasional. Bahlil menjelaskan bahwa hilirisasi memiliki potensi besar dalam meningkatkan nilai tambah berbagai produk, baik dari sektor pertambangan, perkebunan, perikanan, hingga pertanian. Dengan mengolah sumber daya alam di dalam negeri, Indonesia dapat menghindari ketergantungan pada ekspor bahan mentah, yang selama ini memiliki nilai tambah yang rendah. Salah satu contoh keberhasilan hilirisasi adalah pada sektor kelapa sawit, di mana produk-produk turunan seperti biodiesel dan biomaterial yang dihasilkan telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

Dengan strategi hilirisasi yang semakin terfokus, pemerintah berusaha memastikan bahwa Indonesia dapat memaksimalkan potensi sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional. Pemerintah juga berharap agar seluruh sektor yang terlibat dalam hilirisasi dapat berjalan dengan berkelanjutan, termasuk dalam hal menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan dampak lingkungan dari kegiatan pengolahan tersebut.

Secara keseluruhan, hilirisasi di wilayah Timur Indonesia dapat menjadi kunci untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang menyeluruh, berkelanjutan, dan merata. Pemerintah terus mendorong agar setiap potensi daerah dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menciptakan nilai tambah, meningkatkan daya saing, dan menciptakan lapangan kerja. Dengan hilirisasi yang tepat dan pemerataan investasi yang lebih baik, wilayah Timur Indonesia dapat menjadi pendorong utama bagi kemajuan ekonomi Indonesia di masa depan.

)* Penulis adalah kontributor Jendela Baca Institute

Back To Top