Peran Penting Aparat Keamanan untuk Pilkada di Papua yang Kondusif

Oleh: Isak Kogoya)*
Pilkada di Papua merupakan momen penting dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Proses pemilihan kepala daerah (Pilkada) ini tidak hanya menyangkut pemilihan pemimpin, tetapi juga merupakan upaya untuk memperkuat stabilitas politik dan sosial di daerah yang memiliki tantangan khusus. Oleh karena itu, keberhasilan Pilkada di Papua sangat bergantung pada berbagai faktor, salah satunya adalah peran aparat keamanan yang menjaga kondusivitas selama proses pemilihan.

Salah satu tugas utama aparat keamanan dalam Pilkada adalah menjaga stabilitas wilayah agar tidak terjadi kerusuhan yang dapat menggangu pelaksanaan pemilu. Keberadaan aparat di lapangan berfungsi untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang akan menggunakan hak suaranya. Tanpa kehadiran mereka yang cukup, masyarakat mungkin merasa terancam atau enggan untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi.

Polda Papua Barat menggelar kegiatan supervisi dan asistensi di Teminabuan, menunjukkan komitmennya dalam menciptakan suasana aman dan damai menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Kegiatan ini bukan sekadar bentuk kewajiban institusional, tetapi juga sebuah langkah strategis untuk memastikan Pilkada dapat berjalan tanpa gangguan dan penuh kedamaian. Kasubbag Renmin, Biro Ops, Polda Papua Barat, AKP Sawal Halim mengatakan bahwa sangat penting bagi Polri untuk tetap netral dan berfokus pada keamanan. Ini adalah penegasan yang sangat krusial untuk menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap lembaga penegak hukum dalam proses demokrasi.

Pentingnya upaya ini tidak bisa dianggap remeh. Pilkada adalah momen yang sering kali membawa ketegangan politik, apalagi di daerah yang masyarakatnya memiliki ikatan emosional yang kuat dengan calon-calon yang mereka dukung. Pesan yang disampaikan oleh AKP Sawal Halim, Kasubbag Renmin Biro Ops Polda Papua Barat, tentang pentingnya menjaga netralitas Polri dan menjunjung tinggi persatuan menjadi sangat relevan. Netralitas aparat keamanan dalam proses pemilu sangat vital untuk memastikan bahwa pilkada dapat berjalan dengan adil dan bebas dari campur tangan pihak yang berkompetisi.

Selain itu, aparat keamanan juga berperan dalam mencegah terjadinya intimidasi atau kekerasan yang dapat merusak integritas Pilkada. Kasus-kasus kekerasan yang sering kali muncul menjelang atau selama pemilihan umum di Papua, terutama yang melibatkan kelompok tertentu atau oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, harus diwaspadai. Di sini, peran aparat keamanan untuk bertindak tegas namun tetap proporsional sangat penting agar potensi bentrokan dapat diminimalisir.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Papua Brigjen Pol Dr. Faizal Ramadhani mengatakan bahwa dengan Operasi Mantap Praja Cartens, menunjukkan komitmen serius Polri dalam memastikan Pilkada 2024 di Papua berlangsung aman dan tertib. Dalam sambutannya, Wakapolda menekankan betapa pentingnya koordinasi dan sinergi antara berbagai instansi serta seluruh elemen masyarakat untuk menjaga keamanan, mengingat potensi gangguan yang bisa muncul pada berbagai tahapan Pilkada, mulai dari masa kampanye hingga hari pemungutan suara.

Sebagai wilayah yang memiliki tantangan geografis dan sosial yang kompleks, Papua sering kali menghadapi risiko ketegangan politik yang dapat merusak ketertiban. Dalam konteks ini, penekanan Wakapolda mengenai kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh pihak yang terlibat, baik aparat keamanan, pemerintah daerah, maupun masyarakat, sangat relevan. Keamanan bukanlah tanggung jawab Polri semata, tetapi menjadi tugas kolektif yang memerlukan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Dalam hal ini, Operasi Mantap Praja Cartens bukan sekadar operasi yang dijalankan oleh polisi, melainkan sebuah kolaborasi lintas sektor yang melibatkan banyak pihak, mulai dari aparat keamanan hingga tokoh masyarakat.

Salah satu tantangan lain yang dihadapi aparat keamanan adalah penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks yang dapat memicu keresahan masyarakat. Hoaks terkait dengan calon kepala daerah, politik identitas, atau isu-isu sensitif lainnya sering kali dapat merusak kepercayaan publik terhadap proses pemilihan.

Secara lebih luas, aparat keamanan di Papua juga harus dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga pemantau pemilu, serta masyarakat sipil, untuk menciptakan kondisi yang mendukung pelaksanaan Pilkada yang adil dan transparan.

Kapolres Merauke AKBP Leonardo Yoga menjelaskan,1.364 personel itu terdiri dari 380 anggota Polres Merauke, 100 personel Brimob, 808 personel linmas dan 76 anggota TNI. Meskipun situasi keamanan di wilayah Merauke terpantau kondusif, Kapolres Merauke, AKBP Leonardo Yoga, tetap mengingatkan seluruh anggotanya untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan.

Pentingnya sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat juga tercermin dalam upaya Polres Merauke untuk memastikan pemilih merasa aman saat menggunakan hak pilihnya. Proses Pilkada harus bebas dari rasa takut dan intimidasi, di mana setiap pemilih harus dapat menyalurkan pilihannya tanpa hambatan. Masyarakat diharapkan tidak hanya pasif, tetapi juga aktif menjaga lingkungan mereka, menghindari informasi yang dapat memicu perpecahan, serta saling mengingatkan pentingnya menjaga keharmonisan.

Keberhasilan Pilkada yang kondusif di Papua tidak hanya tergantung pada pihak penyelenggara, tetapi juga pada kemampuan aparat keamanan untuk menjaga situasi tetap terkendali. Dengan menjaga stabilitas, mencegah potensi kekerasan, serta menangani isu-isu sensitif dengan bijak, aparat keamanan berperan besar dalam memastikan bahwa proses Pilkada berjalan dengan baik dan menghasilkan pemimpin yang sah dan diterima oleh masyarakat.
)* penulis merupakan Peneliti Budaya dan Tradisi Papua – Sentra Warisan Budaya Papua Institute

Back To Top