Oleh: Cut Putri Intan
Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) terus mengukuhkan perannya sebagai organisasi yang fokus pada pengembangan bakat dan kreativitas pemuda Aceh melalui berbagai program pelatihan.
Berbagai kegiatan yang diselenggarakan AMANAH berupaya untuk memberikan keterampilan praktis dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan zaman, sehingga pemuda Aceh dapat berperan aktif dalam pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya.
AMANAH menghadirkan berbagai program pelatihan yang mencakup berbagai bidang, termasuk pelatihan pramusaji untuk teman tuli dan ajang pengembangan usaha mikro berbasis teknologi, Aceh Digital Innovation and Creativity Techfest (ADICT).
Salah satu program pelatihan yang sangat menarik perhatian adalah pelatihan pramusaji untuk teman tuli. Program ini dirancang untuk memberikan kesempatan bagi kaum disabilitas, khususnya teman tuli, agar mereka dapat memasuki dunia kerja dengan keahlian yang memadai.
Pelatihan ini dipimpin oleh Normansyah, seorang instruktur berpengalaman yang telah lama bergerak di bidang pendidikan inklusif. Melalui bimbingan Normansyah, peserta pelatihan tidak hanya diajari keterampilan pramusaji, tetapi juga diberikan pemahaman tentang standar pelayanan yang profesional di industri jasa.
Tujuan utama pelatihan ini adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, di mana teman tuli dapat berkontribusi dengan keahlian yang setara dengan rekan-rekan kerja mereka.
Pelatihan pramusaji untuk teman tuli ini juga diikuti oleh Harris Vriza, seorang aktor muda asal Aceh. Harris, yang selama ini aktif dalam berbagai kegiatan sosial, terlibat secara langsung dalam program pelatihan ini.
Baginya, keterlibatannya tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai pendukung peningkatan kesadaran publik tentang pentingnya inklusi disabilitas di dunia kerja. Kehadiran Harris dalam program ini membawa dampak positif, di mana lebih banyak perhatian publik tertuju pada pentingnya memberikan kesempatan yang adil bagi teman tuli dalam berkarier di sektor jasa.
Sementara itu, AMANAH juga menyelenggarakan acara lain yang tak kalah penting, yaitu Aceh Digital Innovation and Creativity Techfest (ADICT). Berbeda dengan pelatihan pramusaji untuk teman tuli, ADICT fokus pada pengembangan usaha mikro dengan memanfaatkan teknologi digital.
Ajang ini dirancang sebagai platform bagi para pemuda Aceh untuk mempelajari cara mengintegrasikan teknologi dalam usaha kecil dan menengah mereka. Dalam ADICT, peserta didorong untuk memanfaatkan e-commerce, media sosial, serta teknologi digital lainnya untuk memperluas pangsa pasar dan meningkatkan daya saing produk mereka di tingkat nasional dan global.
ADICT menghadirkan berbagai narasumber yang ahli di bidang teknologi dan kewirausahaan, salah satunya adalah Muammaf Khadafi, seorang mentor dalam pengembangan usaha mikro berbasis digital.
Khadafi memberikan pandangan bahwa teknologi merupakan faktor kunci dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi, terutama bagi pelaku usaha mikro di Aceh. Menurutnya, dengan pemahaman yang baik tentang penggunaan platform digital, para pengusaha lokal dapat meningkatkan efisiensi operasional mereka dan memperluas jangkauan pemasaran.
Pelatihan ini memberikan peserta pengetahuan praktis yang langsung bisa diterapkan dalam bisnis mereka, serta memberi peluang lebih besar untuk bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Dengan adanya dua program unggulan ini, AMANAH telah membuktikan kapasitasnya sebagai organisasi yang fleksibel dalam memenuhi kebutuhan pemuda Aceh di berbagai bidang.
Pelatihan pramusaji untuk teman tuli menekankan inklusivitas di dunia kerja, sedangkan ADICT memberikan fokus pada pengembangan usaha mikro yang berbasis teknologi digital. Keduanya berjalan dalam lintasan yang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama: memberdayakan pemuda Aceh agar mampu berdiri di atas kaki sendiri dan berkontribusi lebih besar dalam pembangunan ekonomi dan sosial daerah mereka.
AMANAH menyadari bahwa tantangan yang dihadapi pemuda Aceh saat ini sangat kompleks dan beragam. Oleh karena itu, dengan menghadirkan berbagai program pelatihan yang spesifik dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal, AMANAH tidak hanya memberikan solusi atas permasalahan tersebut, tetapi juga menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan bakat dan kreativitas pemuda di berbagai sektor. Organisasi ini tidak hanya fokus pada satu bidang saja, melainkan berupaya mencakup berbagai aspek pengembangan keterampilan, dari keterampilan teknis hingga inovasi digital.
Keberhasilan AMANAH dalam menyelenggarakan program-program seperti pelatihan pramusaji dan ADICT juga tidak lepas dari kolaborasi dengan berbagai tokoh yang kompeten di bidangnya.
Normansyah, Harris Vriza, dan Muammaf Khadafi adalah contoh nyata dari kolaborasi yang menguatkan program-program tersebut, di mana kehadiran mereka membawa nilai tambah dan motivasi yang tinggi bagi para peserta. Melalui pendekatan yang beragam ini, AMANAH terus memainkan peran penting dalam mencetak pemuda Aceh yang unggul dan hebat, sesuai dengan namanya.
Dalam beberapa tahun ke depan, dengan terus memperluas jangkauan program-programnya, AMANAH diprediksi akan semakin menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi muda Aceh yang berkualitas.
Pemuda yang telah mendapatkan manfaat dari pelatihan-pelatihan ini diharapkan tidak hanya mampu mengembangkan potensi diri mereka, tetapi juga menjadi penggerak perubahan positif di lingkungan mereka, baik melalui sektor usaha mikro, industri jasa, maupun di bidang lainnya.
*)Mahasiswa Psikilogi Universitas Muhammadiyah Aceh (Unmuha)