Oleh : Andhika Rachman
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi momen bersejarah yang sangat dinantikan oleh masyarakat dari berbagai latar belakang agama. Sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, kehadiran Paus Fransiskus di tanah air bukan hanya sebagai kunjungan pastoral, melainkan juga sebagai simbol dialog antaragama dan penguatan nilai-nilai moderasi beragama. Kunjungan ini menjadi momen penting untuk menegaskan kembali pentingnya moderasi dalam beragama dan bagaimana hal tersebut dapat memperkuat harmoni sosial serta kedamaian antarumat beragama.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan keberagaman agama yang sangat kaya. Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu merupakan agama-agama yang secara resmi diakui oleh negara, namun selain itu, masih banyak kepercayaan lokal yang juga hidup dan berkembang di masyarakat. Dalam situasi yang demikian majemuk, penting bagi seluruh elemen masyarakat untuk mengedepankan moderasi beragama, yaitu sikap yang tidak ekstrem dalam beragama dan menghargai keberagaman pandangan serta praktik keagamaan.
Moderasi beragama menjadi salah satu pilar utama yang menopang persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Moderasi ini melibatkan sikap toleransi, saling menghormati, serta kesediaan untuk berdialog dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan bersama. Dalam konteks ini, kunjungan Paus Fransiskus menjadi sangat relevan karena mengangkat kembali urgensi nilai-nilai moderasi dalam beragama, terutama di tengah berbagai tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syafiq Mughni, menekankan pentingnya kunjungan Paus Fransiskus sebagai momentum membangun rasa saling percaya antar-umat beragama demi menciptakan perdamaian dunia. Persepsi yang sama perlu diterapkan oleh semua agama dalam menanggapi berbagai kejadian di dunia, tidak hanya yang berkenaan dengan agama, tetapi juga dalam isu-isu politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya.
Dalam konteks Indonesia, kunjungan Paus Fransiskus bukan hanya memperkuat hubungan antara umat Katolik dengan agama-agama lain, tetapi juga mendorong upaya bersama untuk memperkuat moderasi beragama. Paus Fransiskus melalui kunjungannya, membawa pesan bahwa moderasi adalah jalan terbaik untuk menjaga harmoni dan mencegah radikalisme serta ekstremisme yang dapat merusak tatanan sosial.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia juga memiliki makna penting dalam konteks kebangsaan. Sebagai negara yang berlandaskan Pancasila, Indonesia memiliki nilai-nilai kebangsaan yang sejalan dengan prinsip-prinsip moderasi beragama. Sila pertama Pancasila, yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa,” menegaskan bahwa bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan dan menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas, namun juga menghormati keberagaman agama yang ada.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Indonesia dan dunia saat ini adalah ancaman ekstremisme dan radikalisme. Ekstremisme seringkali berakar pada pemahaman agama yang sempit dan intoleran, yang kemudian dimanipulasi untuk kepentingan politik atau ideologi tertentu. Di Indonesia, fenomena ini dapat dilihat dari berbagai kasus intoleransi dan kekerasan berbasis agama yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Moderasi beragama menawarkan solusi untuk menghadapi ancaman ini. Dengan mengedepankan sikap moderat, umat beragama diajak untuk memahami agama secara lebih inklusif dan terbuka, serta menghargai perbedaan sebagai bagian dari kekayaan sosial. Kunjungan Paus Fransiskus menjadi momen yang tepat untuk mengkampanyekan pentingnya moderasi beragama sebagai benteng melawan ekstremisme.
Kunjungan Paus Fransiskus menjadi salah satu peluang penting untuk memperkuat moderasi beragama di Indonesia. Kehadiran beliau dapat menjadi inspirasi bagi umat beragama untuk lebih terbuka dalam berdialog dan bekerja sama dalam membangun perdamaian. Selain itu, kunjungan ini juga menjadi momentum untuk mengingatkan kembali pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keberagaman.
Rektor Unika Atma Jaya, Yuda Turana mengatakan untukmenyambut kunjungan kenegaraan Paus Fransiskus ke Indonesia. Pihaknya akan selalu mengedepankan nilai-nilai intinya juga selalu menanamkan prinsip persaudaraan sejati dan menghargai setiap perbedaan yang ada.
Keberagaman agama dan budaya yang ada di Indonesia tidak hanya diakui oleh dunia internasional, tetapi juga menjadi salah satu alasan kuat Paus Fransiskus memilih Indonesia sebagai salah satu destinasi kunjungannya.
Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus, Rm. Thomas Ulun Ismoyo mengatakan Indonesia tidak hanya menjadi contoh bagi negara-negara lain, tetapi juga menginspirasi dalam hal bagaimana masyarakat dengan latar belakang yang berbeda bisa hidup berdampingan dengan damai.
Hal ini menjadi simbol dialog antaragama dan perdamaian, kunjungan ini mengingatkan kita akan pentingnya mengedepankan sikap moderat dalam beragama. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, moderasi beragama menjadi kunci untuk menjaga harmoni sosial dan mencegah konflik.
Paus Fransiskus, melalui kunjungannya, membawa pesan kuat bahwa dialog dan kerja sama antarumat beragama adalah jalan terbaik untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan adil. Di Indonesia, pesan ini sangat relevan mengingat keberagaman agama yang ada. Kunjungan ini diharapkan dapat menjadi titik tolak bagi umat beragama di Indonesia untuk lebih mengedepankan moderasi dalam kehidupan beragama dan bersama-sama membangun masyarakat yang rukun, damai, dan sejahtera.
)* Mahasiswa Univ. Jakarta